^tatta_okttaviia^

^tatta_okttaviia^

Jumat, 16 April 2010

Kartini


Raden Ajeng Kartini, demikian nama seorang wanita yang lahir di Jepara, Jawa Tengah pada tanggal 21 April 1879, beliau adalah putri dari M.A. Ngasirah dan Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat yang menjadi bupati Jepara di masa itu. Beliau adalah anak ke-5 dari 11 bersaudara kandung dan tiri, namun di dalam keluarga itu RA.Kartini adalah anak perempuan tertua. Sampai umur 12 tahun, RA.Kartini baru diperbolehkan bersekolah di ELS (Europese Lagere School). Di sekolah ini antara lain Beliau belajar bahasa Belanda. Tetapi setelah usia 12 tahun, Beliau harus tinggal di rumah karena sudah bisa dipingit. Karena Beliau bisa berbahasa Belanda, maka di rumah Beliau mulai belajar sendiri dan menulis surat kepada teman-temannya yang juga bersekolah di ELS. Dari buku-buku, koran, dan majalah Eropa, RA.Kartini tertarik pada kemajuan berpikir perempuan Eropa. Timbul keinginan Beliau untuk memajukan perempuan di Indonesia, karena Beliau melihat bahwa perempuan di Indonesia berada pada status sosial yang rendah.
Bermula dari keinginannya itulah Beliau dikenal sebagai Pahlawan Nasional Indonesia, dan juga sebagai Pejuang nasip para perempuan di Indonesia. RA.Kartini melihat perjuangan wanita agar memperoleh kebebasan, otonomi dan persamaan hukum sebagai bagian dari gerakan yang lebih luas.

RA.Kartini menikah dengan bupati Rembang, K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat saat Beliau berusia 24 tahun. Suaminya mendukung keinginan Beliau dan Beliau juga diberi kebebasan mendirikan sekolah wanita di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor kabupaten Rembang. Anak pertama dan sekaligus terakhirnya, RM Soesalit, lahir pada tanggal 13 September 1904. Beberapa hari kemudian, 17 September 1904, Beliau meninggal pada usia 25 tahun. Kartini dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang
Berkat kegigihan Beliau, kemudian didirikan Sekolah Wanita oleh Yayasan Kartini di beberapa daerah di Jawa Tengah. Nama sekolah tersebut adalah Sekolah Kartini. Yayasan Kartini ini didirikan oleh keluargaVan Deventer, seorang tokoh Politik Etis.
Presiden Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No.108 Tahun 1964, tanggal 2 Mei 1964, yang menetapkan RA.Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional sekaligus menetapkan hari lahir RA.Kartini, tanggal 21 April, untuk diperingati setiap tahun sebagai hari besar yang kemudian dikenal sebagai Hari Kartini.